Tampilkan postingan dengan label bola. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bola. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Maret 2012

Pemain-Pemain Sepak Bola Yang Mati Bunuh Diri


Robert Enke

ADA pelajaran penting di balik kematian kiper Jerman, Robert Enke, beberapa waktu lalu. Popularitas ternyata tak menjamin kebahagiaan. Berbagai persoalan hidup terus saja menghajarnya. Karena tak kuat menanggung beban, dia memilih bunuh diri.
Enke bukan satu-satunya tokoh dari kalangan sepak bola yang kehilangan nyawa dengan tragis.

Justin Fashanu

Pada 1998, Justin Fashanu tewas gantung dri. Mantan pemain Manchester City era 1990-an itu nekat melakukannya karena dia tidak kuat dengan anggapan negatif terhadapnya.
Sebelum tewas, Fashanu dituduh mencabuli anak berumur 17 tahun. Itu dilakukannya usai menenggak minuman keras di apartemennnya. Tuduhan itu makin kuat ketika banyak bermunculan pemberitaan soal Fashanu yang bergabung di komunitas homoseksual.

Sergio Lopez Segu

Sergio Lopez Segu tewas secara tragis. Pada 4 November 2006, dia menabrakkan diri ke sebuah kereta api yang berjalan cepat. Nyawanya melayang seketika. Dia tewas di umur 39 tahun.
Mantan gelandang Barcelona era 1990-an tersebut nekat melakukannya karena tak kuat menahan cobaan hidupnya. Pemain yang sukses mengantarkan Barcelona menjuarai Piala Winners 1989 itu memang pensiun dini karena cedera lutut. Ini membuatnya depresi berat. Ditambah lagi pernikahannya gagal.

Paul Vaessen

Agustus 2001, sepak bola Inggris dihebohkan dengan tewasnya Paul Vaessen, Pemain Arsenal itu bunuh diri di bak mandi dengan cara mengonsumsi heroin hingga over dosis. Sebelumnya dia sempat ditangani oleh psikiatris, tapi gagal.
Perjalanan kaier pencetak gol kemenangan Arsenal ke gawang Juventus pada semifinal Piala Winners 1980 itu memang menyedihkan. Di musim pertamanya, dia memesona. Namun, di musim-musim berikutnya dia rentan cedera.

Asgotino Di Bartolomei

Kematian legenda AS Roma, Agostino di Bartolomei, juga menyedihkan. Pada 30 Mei 1994, dia menembak dirinya tepat di jantung. Diduga, Bartolomei bunuh diri karena depresi.
Dugaan penyebab depresi bermacam-macam. Diperkirakan dia tak kuat dengan bebam ekonomi yang mengimpit. Ada juga yang menduga dia tidak siap ketika pensiun dari sepak bola.
Kehidupannya berakhir mengenaskan. Selama aktif sebagai pemain, sepak terjang Bartolomei memang meyakinkan. Dia punya andil besar mengantarkan Roma merebut scudetto pada 1983. Tapi, setelah itu kariernya meredup dan sederet masalah pribadi terus-terusan mengganggunya.

Sandor Kocsis

Sandor Kocsis adalah striker hebat Barcelona di kurun waktu 1958-1965. Pada 22 Juli 1979, saat berumur 49 tahun, dia meninggal dunia. Sampai saat ini, banyak yang percaya dia tewas karena bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri dari lantai empat di sebuah rumah sakit. Namun, ada juga yang memberitakan murni kecelakaan.
Menjelang akhir hayatnya, kesehatan Kocsis memang menurun drastis. Striker yang punya julukan Golden Head ini menderita kanker perut dab leukimia. Diduga, karena sulit menyembuhkan dua penyakit itu, Kocsis stres lalu bunuh diri.

Juan Gamper

Juan Gamper adalah aktor penting di balik lahirnya Barcelona. Pria kelahiran Swiss ini juga presiden pertama klub asal Spanyol tersebut. Selama menjadi presiden, Barcelona dibawanya meraih beberapa gelar, di antaranya 11 Championnat de Catalunya dan enam Copa del Rey.
Gamper sangat menyokong nasionalisme Catalan. Akibatnya, pria yang juga pendiri klub asal Swiss, FC Zurich ini pun diusir keuar dari Spanyol. Karena tak kuat dengan perlakuan tersebut, Gamper bunuh diri.

Matthias Sindelar

Matthias Sindelar adalah salah satu pemain besar yang pernah dilahirkan Austria di era 1930-an. Tapi perjalanan hidupnya tragis. Kematiannya masih kontroversial. Ada yang bilang bunuh diri, namun ada juga yang menyebut dibunuh secara “halus”.
Pada 23 Januari 1939, Matthias Sindelar bersama pacarnya, Camilla Castagnola ditemukan tewas di sebuah apartemen di Wina, Austria. Kematiannya diduga akibat keracunan kabon monoksida dari pemanas yang bocor. Dugaan lain, rezim Nazi terlibat karena saat itu Sindelar menolak bermain mewakili Jerman.

Selasa, 06 Maret 2012

Milan Kalah 3 Gol Dan Lolos Ke Perempatfinal Liga Champion



London - Arsenal sukses menundukkan AC Milan 3-0 di leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Namun, tiket ke babak perempatfinal tetaplah menjadi milik Rossoneri.

Dalam laga yang dihelat di Emirates Stadiun, Rabu (7/3/2012) dinihari WIB, Arsenal sudah 2-0 di 30 menit pertama lewat Laurent Koscielny dan Tomas Rosicky. Penalti Robin van Persie membawa The Gunners memimpin 3-0 di akhir babak pertama.

Pada akhirnya Arsenal gagal membuat keajaiban untuk lolos setelah kalah 0-4 di leg pertama karena tak mampu membuat gol di babak kedua.

Jalannya pertandingan

Tujuh menit laga berjalan Arsenal membuka skor melalui Koscielny. Dari korner Theo Walcott, Koscielny dengan mudah menanduk bola ke jala Christian Abbiati.

Di menit ke-10 Arsenal kembali mengancam lewat Robin Van Persie. Mendapat bola di sisi kiri pertahanan Milan, Van Persie melepaskan sepakan ke arah gawang dan Abbiati berhasil menepisnya.

Van Persie punya peluang lagi di menit 18 ketika sepakan kaki kiri dari luar kotak penalti memaksa Abbiati terbang untuk menepis bola.

Rosicky! Di menit 26 gelandang Republik Ceko itu membuat Arsenal unggul 2-0. Diawali solo run Theo Walcott di sayap kanan diakhiri dengan umpan tarik ke kotak penalti.

Thiago Silva membuang bola dengan tidak sempurna dan jatuh di kaki Rosicky, yang langsung menyepak bola ke pojok kiri gawang Abbiati. Arsenal butuh tiga gol lagi untuk lolos ke perempatfinal.

Tiga menit menjelang turun minum Arsenal mendapat hadiah penalti menyusul Chamberlain dijatuhkan oleh Jamal Mesbah dan Antonio Necorino. Van Persie yang jadi eksekutor sukses menyarangkan bola ke jala Abbiati.

Arsenal unggul 3-0 dan butuh satu gol lagi untuk menyamakan agregat.

Stephane El Shaarawy membuat peluang pertama Milan di babak ini. Mendapat bola di kotak penalti, tembakan striker muda Milan itu masih melebar dari sasaran.

Di menit 58 Arsenal punya peluang ketika Gervinho usai menggiring bola melepaskan sepakan mendatar yang masih bisa dihadang kaki Abbiati. Bola rebound lantas disepak Van Persie tapi bola masih bisa ditangkap Abbiati. Selamatlah gawang Milan.

Di menit 62 Zlatan Ibrahimovic mendapat peluang pertamanya di laga ini. Szczesny kurang sempurna membuang bola dan berhasil direbut Ibra dari kaki Alex Song. Ia melepaskan tembakan dari luar kotak penalti tapi masih melebar.

El Shaarawy di menit 69 menggiring bola dari tengah lapangan kemudian mengakhirinya dengan sepakan mendatar keras tapi bisa ditepis Szczesny.

Milan menyerang lagi di menit 75 melalui Ibra yang melakukan pergerakan di sisi kanan pertahanan Arsenal. Ia kemudian melepaskan tembakan menyilang keras yang masih bisa dihadang Szczesny.

Semenit kemudian giliran Nocerino yang membuang peluang emas. Mendapat umpan Aquilani, Nocerino yang ada di tiang jauh lantas menyambar bola dan masih bisa ditepis Szczesny.

Akhirnya laga berakhir tetap dengan skor 3-0 untuk keunggulan Arsenal, tapi Milan lah yang tetap lolos dengan agregat total 4-3.

Susunan pemain

Arsenal: Szczesny; Sagna, Koscielny, Vermaelen, Gibbs; Song, Rosicky; Walcott (Park 84'), Oxlade-Chamberlain (Chamakh 75'), Gervinho; Van Persie.

Milan: Abbiati; Abate, Mexes, Thiago Silva, Mesbah (Bonera 89'); Nocerino, Van Bommel, Emanuelson; El Shaarawy (Aquilani 69'); Ibrahimovic, Robinho.


sumber
www.vodkamelon.blogspot.com